Tuesday

Obama-Bush Bagai Langit dan Bumi


INILAH.COM, Washington – Jika membandingkan popularitas Barack Obama dengan George W. Bush bagai langit dan bumi. Apalagi setelah Obama terpilih sebagai presiden AS, popularitas presiden Bush makin tenggelam.

Beberapa catatan buruk memang mewarnai pemerintahan Bush. Mulai dari kritik dan hujatan dunia mengenai Perang Irak, tragedi WTC New York, badai Katrina, hingga yang terparah adalah krisis finansial global.

“Para sejarawan melihatnya sebagai kombinasi dari semua faktor negatif,” ujar Julian Zelizer, dosen sejarah dan hubungan masyarakat di Woodrow Wilson School, Princeton University.

“Bush terlihat inkompeten dari caranya menangani kebijakan domestik dan luar negeri. Ia seperti memaksakan agenda yang ia inginkan kepada bangsa pilihannya dan berkuasa dengan demikian eksekutif tanpa memperdulikan popularitasnya,” sambungnya.



Namun seiring berjalannya waktu, reputasi buruk Bush ini akan memulih. Seperti penilaian sejarawan politik Harvard University Barbara Kellerman. Menurutnya, saat obama dilantik Januari, publik akan melihat Bush melalui sebuah cara yang baru.

“Mungkin mereka akan berhenti marah terhadap pemerintahan Bush seperti saat ini. Mereka menyadari bahwa ini semua ibarat undian, di mana keberuntungan ikut menyertai,” katanya.

Kellerman yang penulis buku Bad Leadership: What It Is, How It Happens, Why It Matters ini memperhatikan bahwa ternyata keberuntungan tak berada di sisi Bush selama delapan tahun belakangan ini. Belum lagi beban kesalahan berada di pundaknya, dunia memandangnya demikian.

Fakta inilah, menurut CNN, yang menyebabkan langkah Obama menuju Ruang Oval tak menemukan kesilitan yang terlalu berarti. Douglas Brinkley, sejarawan dan dosen Rice University menilai bahkan sebelum meninggalkan kantornya pun, Bush sudah tak lagi memiliki kekuasaan.

“Dengan pelemahan ekonomi dan dua perang, semua yang berhubungan dengan Obama terlihat bagus. Beberapa menganggap dialah presiden de facto,” terangnya.

Sejarawan mulai mempelajari warisan-warisan yang ditinggalkan Bush. Presiden ke-43 itu sebenarnya bisa mengakhiri kepemimpinannya dengan reputasi yang lebih baik lagi seperti mantan presiden Harry Truman. Ketika Truman memimpin, Amerika terlibat Perang Korea, Perang Dunia II, dan Perang Dingin dengan Uni Sovyet.

“Keduanya hampir sama, tapi saat ini reputasi Truman sudah membaik, bahkan ia hampir sejajar dengan presiden-presiden top negeri ini,” pungkas Brinkley. [tra]